4.23.2008

MENGAPA AKU BERBAGI ?

MENGAPA AKU BERBAGI ? (Tentang Pengajar)
”Senang Bahasa Inggris” Berawal saat aku duduk dikelas 3 SDI AL ABRAR sekitar tahun 1982, ada beberapa teman sekolahku yang selalu membicarakan kegiatan mereka diwaktu luang dengan mengikuti kursus Bahasa Inggris. Dengan gaya bicara mereka yang mungkin saja mereka pikir sudah jago dan keren. Aku hanya mendengarkan saja tanpa mengerti arti pembicaraan mereka. Aku begitu terpesona melihat teman-temanku berbicara dalam Bahasa Inggris dengan gaya yang kebarat-baratan. Keesokan harinya aku bertanya kepada mereka dimana mereka belajar Bahasa Inggris. Mereka memberikan alamat tempat mereka kursus. Sepulang sekolah, aku yang begitu penasaran dengan Bahasa Inggris langsung saja merengek kepada Ibuku untuk ikut kursus Bahasa Inggris dan Ibuku menyetujuinya dengan pesan bahwa kita tidak punya uang banyak untuk bayar kursus tersebut. Aku sangat paham sekali kursus Bahasa Inggris pada waktu itu sangat mahal dan hanya orang – orang yang punya uang lebih saja yang bisa mengikutinya. Terlebih lagi di Sekolah Dasar, Bahasa Inggris memang belum diajarkan.
Mulailah esok harinya aku datang ke tempat kursus tersebut sendiri tanpa diantar Ibuku karena aku sudah tahu jalan kesana. Sesampai disana banyak anak – anak seusiaku yang antri menunggu kursus dimulai. Di depan rumah besar itu kulihat papan nama Kursus Bahasa Inggris ”EVITA” langsung saja aku diperkenalkan oleh temanku kepada guru Bahasa Inggris mereka.
”Mrs. Harsoyo, what is your name”? “Nila Sari, Saya ingin ikut belajar Bahasa Inggris Mrs, berapa bayarnya”? “Belajar dulu, nanti saja tanya biayanya”.
Setelah mengikuti kursus aku kembali bertanya ,
”Mrs, berapa bayar kursusnya”? (sambil tersenyum) ”Lima ribu lima ratus rupiah”
“Tapi saya tidak bisa membayar sebanyak itu Mrs, kata ibu saya gak punya uang”.
“Berapa kamu sanggup membayar”? “Dua ribu limaratus aja, Mrs”.
”Baiklah kalau kamu sanggup segitu, tapi ingat jangan bilang kepada yang lain, kamu harus rajin belajar jangan pernah bolos ya”.
Sejak itu dimulailah aku belajar Bahasa Inggris dengan rajin tanpa pernah membolos kecuali aku sakit dan itu berlangsung selama tiga tahun. Aku sendiri heran mengapa aku bisa dengan polos dan tegas tanpa rasa takut berani menawar harga kursus yang jelas – jelas sudah harga mati tidak bisa ditawar – tawar lagi. (Inilah kemudahan pertama yang aku dapatkan dan tidak pernah aku lupakan).
Tahun 1987 aku sudah duduk dibangku SMP, kembali melanjutkan kursus yang sempat terhenti karena pindah rumah.
”Mrs, maaf saya mau ikut kursus lagi, waktu itu saya berhenti karena pindah rumah terus gak punya uang lagi untuk bayar kursusnya”.
”Ndak apa – apa, yang penting kamu harus rajin kursusnya, jangan malas ya”?
”Tapi berapa sekarang bayarnya Mrs, kata ibu saya jangan mahal – mahal ya?”
”Sembilan ribu limaratus rupiah”.
(Sekali lagi aku menawar dengan cukup berani, karena sudah SMP) ”Kata Ibu saya empat ribu aja ya Mrs”?
(Dengan senyum malaikat, begitu aku menyebutnya karena kemurahan hati beliau) ”Ya.. sudah, tapi ingat jangan bilang kepada yang lain”.
Pembicaraan tersebut dilakukan dalam Bahasa Inggris karena aku sudah mulai mengerti sedikit – sedikit. (Inilah kemudahan kedua yang aku dapatkan).

HOBI MEMBACA
Semasa Sekolah Dasar teman- temanku kebanyakan dari keluarga yang cukup berada, itu aku tahu karena pekerjaan orang tua mereka ada yang anggota DPR, Jaksa, Pengusaha atau pedagang yang memang sudah mapan kehidupannya. Aku sendiri hanyalah anak seorang supir yang kehidupannya bisa dibilang pas – pasan. Tetapi teman-temanku sangat baik sekali dan aku tidak pernah merasa minder dengan keadaanku sendiri. Sejak kecil hobi yang aku suka adalah membaca buku – buku cerita, terutama buku cerita anak – anak karya penulis – penulis asing seperti Seri Lima Sekawan, Si Badung, Little House On The Prairie dan masih banyak lagi. Semua buku – buku tersebut aku pinjam dari temanku jika mereka sudah selesai membacanya. Sekali lagi mana mungkin aku dapat membeli buku – buku cerita setebal itu, yang tentu saja harganya tidak bisa dibilang murah. (Inilah kemudahan ketiga yang aku dapatkan)

Ketika duduk dikelas 1 SMP, aku sudah memberanikan diri mendaftar menjadi anggota British Council Library (atas saran ”A woman with an angel’s smile”).
Anehnya (sampai sekarang aku masih heran) aku sangat menyukai buku – buku sastra baik itu sastra Indonesia maupun Inggris. Aku benar – benar tertarik sekali dengan maha karya pengarang terkenal Inggris William Shakespeare (1564-1616) seperti Merchant of Venice (I’m so eager to read this book) Macbeth, Romeo and Juliet, Antony and Cleopatra dan lain-lain. Waktu itu aku benar – benar paham sekali bagaimana kehidupan Shakespeare dari buku – buku (sekarang sepertinya hampIr lupa deh, habis udah lama banget gak pegang buku Literature lagi). Hobi membaca buku ini tentu saja masih berlanjut hingga kini. Satu lagi aku sangat suka membaca puisi dan banyak mengikuti berbagai macam lomba dari SD hingga SMA.

BUKAN LULUSAN UNIVERSITAS.
Hingga kelas 1 SMA aku masih mengikuti kursus dengan Mrs. SR. Harsoyo. Setelah lulus SMA aku tidak melanjutkan sekolah, tentu saja dikarenakan masalah biaya yang tidak mencukupi karena keadaan ekonomi yang pas - pasan. Mulailah aku mencari pekerjaan sampai aku bisa diterima di salah satu Dept.Store ternama di Jakarta dengan menjalani test Bahasa Inggris dengan mudah aku jalani. (Kemudahan keempat yang aku dapatkan)
Pekerjaanku waktu itu sebagai pramuniaga aku jalani selama setahun, dan karena Bahasa Inggris jugalah aku dipromosikan oleh Supervisor menjadi Staff Informasi dan Administrasi yang aku jalani selama tiga tahun. Dengan gaji yang harus dibagi – bagi (untuk membantu orang tuaku) aku menambah pengetahuanku dengan kursus Komputer dan melanjutkan Kursus Bahasa Inggris di LIA S. Parman waktu itu.

IMPLEMENTASI DARI BELAJAR BAHASA INGGRIS.
Pada waktu itu, kurikulum pelajaran Bahasa Inggris baru diajarkan di SMP. Ketika pelajaran tersebut berlangsung tiba giliranku untuk memperkenalkan diri dan menyebutkan nama benda –benda yang ada di dalam kelas. Tentu saja hal tersebut dapat aku lakukan dengan mudahnya sehingga guru bahasa Inggris tersebut terkejut dan bertanya apakah aku mengikuti kursus Bahasa Inggris sebelumnya. Aku tentu saja menceritakan yang sesungguhnya, dan dimulailah perhatian yang lebih aku dapatkan dari guru tersebut. Seperti ketika ada pertanyaan yang tidak dapat dijawab teman kelasku, kepada akulah pertanyaan itu dilemparkan dan aku dapat menjawab dengan baik dan benar (terima kasih Tuhan dan ini tidak membuatku sombong).
Karena senangnya dengan Bahasa Inggris, pernah aku mendapat angka merah untuk mata pelajaran matematika yang pada saat itu menjadi momok pelajaran yang menakutkan dan tidak pernah disenangi oleh aku dan teman – teman. Tapi untuk pelajaran Bahasa Inggris aku boleh berbangga hati (tetapi aku bukan seorang Inggris minded). Hingga akhir SMA aku pernah mendapatkan nilai rapor Bahasa Inggris mencapai angka 9 (highly appreciated to a woman with an angel’s smile).

Aku juga mendapatkan kesempatan penawaran pindah kerja oleh asisten HRD untuk bekerja yang jelas – jelas tidak aku kuasai sebelumnya, yaitu bekerja di salah satu perusahaan Kontraktor, konsultan Teknik dan Analisa Dampak Lingkungan hanya berbekal ijasah SMA, Kursus Bahasa Inggris dan komputer. Karena perusahaan dimana aku bekerja sering bekerja sama dengan kontraktor asing, maka bertambah pulalah pengetahuanku dalam segala hal dan aku memang benar – benar bekerja sambil belajar hingga sekarangpun. (Kemudahan kelima yang aku dapatkan)

JAWABAN MENGAPA AKU BERBAGI.
Kemudahan – kemudahan yang aku dapatkan dalam hal belajar Bahasa Inggris inilah yang membuatku mau membantu sesama, karena begitu besar kasih sayang Tuhan yang aku dapatkan melalui tangan – tangan ajaibNya. Walaupun aku bukanlah seorang yang fasih sekali berkomunikasi dalam bahasa Inggris (hanya mengetahui dasar – dasarnya saja) dengan keterbatasan kemampuan maka mulailah aku mengajar Bahasa Inggris secara gratis untuk anak – anak terutama yang tidak mampu, karena aku sendiri tinggal dan bergaul dengan kalangan tersebut dan juga dapat merasakan bagaimana kehidupan dengan ekonomi yang sulit seperti sekarang ini. (Aku selalu berdoa semoga Allah terus menerus memberikan kemudahan rejeki dan ketetapan hati agar aku dapat terus membantu sesama).

Jika kamu ingin membantu, bantulah apa yang kamu bisa bantu, membantu tidak harus dengan memberi uang bukan? Berbagi ilmu bukankah itu juga membantu? Kata – kata itulah yang membuatku bertekad untuk terus membantu sesama, walaupun dengan keadaan ekonomiku sendiri yang tidak bisa dikatakan berlebih!! Untuk biaya operasional kegiatan ini saja aku jualan es susu dirumah, dari keuntungan yang tidak seberapa ini ditambah gaji bulanan yang aku sisihkan setiap bulannya aku gunakan untuk biaya photocopy dan membeli peralatan tulis menulis juga untuk membeli hadiah – hadiah yang akan diberikan kepada siswa yang berprestasi setiap enam bulan.

MEMBENTUK FUN WITH ENGLISH & RUMAH BACA
Agar proses belajar dan mengajar Bahasa Inggris Gratis lebih terarah dan mudah – mudahan mencapai hasil yang maksimal (paling tidak kegiatan ini dapat membantu siswa dalam belajar Bahasa Inggris pada pendidikan formal) aku membentuk suatu wadah dimana nantinya akan menjadi tempat bagi siapa saja yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk dapat berkreasi, berjuang , memberikan perhatian dan membantu sesama dalam kegiatan pengajaran Bahasa Inggris, aku mendirikan Fun With English dan Rumah Baca.(baca profile Fun With English dan Rumah Baca)

DIRESMIKANNYA FUN WITH ENGLISH DAN RUMAH BACA.
Tanggal 23 Desember 2007, Fun With English dan Rumah Baca diresmikan oleh
Bp. Drs. Bambang Sugiyono (Sekretaris Walikota Jakarta Pusat) mewakili Gubernur DKI Jakarta dan Bp. Drs. H.Idris Priyatna (Camat Tanah Abang). Acara ini juga dihadiri oleh Lurah Bendungan Hilir dan Lurah Karet Tengsin. Seluruh wali murid dan siswa turut ambil bagian mengisi acara dalam peresmian ini.
Semoga dengan diresmikannya Fun With English dan Rumah Baca siarnya akan semakin menggema dan semakin banyak juga pihak – pihak yang ingin membantu dan bergabung dalam mengembangkan Fun With English dan Rumah Baca karena masih banyak anak – anak diluar sana (yang kurang mampu) memerlukan bantuan kita semua.

PENUTUP.
Perjalanan dan perjuangan panjang untuk mencapai semua ini, merasa puas? Bukan kepuasan yang aku cari. Aku tidak pernah mencari apa – apa dari semua yang telah kulakukan selama ini. Kebahagian yang aku rasakan adalah ketika ada seorang anak yang sudah tertanam didirinya untuk mencintai buku dan belajar Bahasa Inggris dengan mengatakan kepadaku ”Kalau libur jangan terlalu lama Mrs? Lebih baik belajar Bahasa Inggris daripada libur terus”!
Tuhan jadikan diriku berguna, karena dihati ini cuma ada satu kata ”Berbagi Untuk Sesama”.

Tidak ada komentar: